Jakarta—Indonesia turut berperan dalam kerjasama transportasi antara negara-negara kawasan ASEAN dengan Jepang dalam kerangka ASEAN-Japan Transport Partnership (AJTP). Berbagai program dan proyek kerjasama transportasi ASEAN-Jepang tersebut tersebar dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang Transportasi Logistik yang dilakukan melalui pertemuan kerjasama transportasi The 19th ASEAN-Japan Experts Group Meeting on Logistics (19th AJEGML) yang dilaksanakan secara daring pada Selasa (7/3).
Pertemuan ini membahas berbagai langkah terkait logistik yang telah dilaksanakan dan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang jasa logistik dan distribusi, serta implementasi Cold Chain Logistics di kawasan ASEAN.
Perwakilan dari Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism (MLIT) Japan, Kana Murai, menyampaikan kegiatan proyek cold chain logistics yang telah dilakukan bersama negara-negara di ASEAN meliputi standar layanan cold chain di ASEAN hingga pengembangan standar internasional.
Pada kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari seluruh negara-negara di ASEAN ini, Kana juga menyampaikan tentang program Pallet Standardization Promotion di kawasan ASEAN. “Dengan standarisasi palet memungkinkan operasional logistic yang lebih efisien selain itu dapat menciptakan logistic yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Saat ini terdapat 10 negara yang merupakan anggota The Asia Pallet System Federation (APSF) antara lain India, Idonesia, Thailand, China, Jepang, Korea, Filipina, Vietnam, Malaysia dan Myanmar. Seluruh negara-negara anggota terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan standarisasi palet.
Sementara itu, Bram Hertasning selaku pembicara dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menyampaikan bahwa saat ini potensi cold chain logistucs di Indonesia sangat besar dan tumbuh secara signifikan dengan rata-rata mencapai 6,9% terutama pada industri farmasi, produk pertanian, unggas dan daging sapi, serta industri perikanan.
“Indonesia berkomitmen membangun sistem logistik nasional yang efektif dan efisien mulai dari praproduksi hingga kelancaran proses distribusi di seluruh wilayah Indonesia yang tidak lepas dari peran Kementerian Perhubungan dan juga perlu keterlibatan dari stakeholders terkait,” jelas Bram.
Selain itu, pentingnya standarisasi dan kebutuhan SDM yang kompeten juga menjadi aspek penting dalam membangun ekosistem cold chain logistik di Indonesia terutama untuk menjaga kualitas dan keamanan produk dari produksi hingga distribusinya.
Selain itu, pentingnya standarisasi dan kebutuhan SDM yang kompeten juga menjadi aspek penting dalam membangun ekosistem cold chain logistik di Indonesia terutama untuk menjaga kualitas dan keamanan produk dari produksi hingga distribusinya.
Sebelumnya telah dilakukan beberapa rangkaian kegiatan antara lain Policy Dialogue dimana Indonesia maupun Jepang memaparkan beberapa hal mengenai standar dalam proses cold chain logistics dan juga melakukan pertukaran pikiran mengenai isu-isu umum yang dianggap penting oleh perusahaan logistik sebagai hambatan dalam operasional mereka.